Kamis, 07 Desember 2017

Efek Negatif Membentak Anak

Sekali membentak memarahi anak, milyaran sel otak anak ‘rusak musnah.

“Tahukan Kamu di dalam setiap kepala seorang anak tersedia lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap tumbuh. Satu bentakan alias makian sanggup membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Satu cubitan alias pukulan sanggup membunuh lebih dari 10 milyar sel otak saat itu juga. Sebaliknya 1 pujian alias pelukan bakal Video membangun kecerdasan lebih dari 10 trilyun sel otak saat itu juga.”



Dari berbagai postingan dan penelitian disebutkan bahwa, satu bentakan merusak milyaran sel-sel otak anak kita. Hasil penelitian Lise Gliot, berkesimpulan pada anak yang tetap dalam pertumbuhan otaknya yakni pada masa golden age (2-3 tahun pertama kenasiban, red), suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua bisa menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh. Sedangkan pada saat bunda sedang memberbagi belaian lembut sambil menyusui, rangkaian otak terbentuk indah.

Penelitian Lise Gliot ini sendiri diperbuat sendiri pada anaknya dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer jadi bisa menonton setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya. “Hasilnya menarik, saat menyusui terbentuk rangkaian indah, tetapi saat ia terkejut dan sedikit bersuara keras pada anaknya, rangkaian indah menggelembung semacam balon, lalu pecah acak-acakan dan terjadi perubahan warna. Ini baru teriakan,” ujarnya.

Dari hasil penelitian ini, jelas pengaruh marah terhadap anak sangat mempengaruhi perkembangan otak anak. Apabila ini diperbuat dengan cara tidak terkendali, bukan tidak mungkin bakal mengganggu struktur otak anak itu sendiri. “Makanya, kami wajib berhati-hati dalam memarahi anaknya,” Selain itu, juga mengganggu manfaat organ penting dalam tubuh. Selain otak, tapi juga hati, jantung dan lainnya.

Teriakan dan Bentakan menghasilkan gelombang suara. Ya, hampir semua orang mengenal itu. Yang belum tidak sedikit diketahui orang tidak sedikit adalah, bentakan yang disertai emosi semacam marah menghasilkan sebuahgelombang baru.

Emosi negatif semacam marah memiliki gelombang khusus yang adalah gelombang yang dipancarkan dari otak. Gelombang ini bisa bergabung dengan gelombang suara orang yang berteriak. Nah, perpaduan gelombang suara dan gelombang emosi marah ini menghasilkan gelombang ketiga dengan efek yang khusus.

Efek dari gelombang ketiga ini adalah sifat destruktifnya terhadap sel-sel otak orang yang dituju. Dalam satu kali bentakan saja, sejumlah sel-sel otak orang yang dijadikan sasaran bakal mengalami kerusakan saat dirinya terkena gelombang ini, baik bila dirinya mendengar suaranya alias pun tidak. Faktor ini sebab gelombang ketiga ini tetap merambat sebagaimana dirinya gelombang suara tapi langsung ditangkap oleh otak sebagaimana gelombang otak.

Efek kerusakan pada sel-sel otak bakal lebih besar pada anak-anak yang dijadikan sasaran bentakan ini. Pada remaja dan orang dewasa mengalami kerusakan yang tidak sebesar anak-anak, tapi tetap saja terjadi kerusakan.

Efek jangka panjangnya bisa dilihat pada orang-orang yang tidak jarang mengalami bentakan di masa lalunya. Mereka lebih tidak sedikit melamun dan tergolong lambat dalam memahami sesuatu. Orang-orang ini biasanya mudah meluapkan emosi negatif semacam marah, panik alias kecewa. Mereka biasanya tidak jarangkali mengalami stress sampai depresi dalam nasib, sebab kesusahan memahami pola-pola persoalan yang mereka hadapi. Semuanya dampak dari sel-sel otaknya yang aktif lebih sedikit dari yang sewajibnya.

Oleh sebab itu, sebagai orang tua, pendidik, ataupun orang yang lebih tua dari ‘mereka’, sebaiknya memilih sikap yang lebih kreatif dalam menghadapi tingkah anak yang mungkin tidak lebih baik. Tidak jarangkali orang tua bukan mencegah, mengarahkan, dan mengajar sebelum kesalahan terjadi. Sewajibnya orang tua mempertimbangkan tingkat perkembangan kejiwaan anak, sebelum membikin aturan. Jangan menyamakan anak dengan orang dewasa. Orang tua hendaknya menyadari bahwa dunia anak jauh tidak sama dengan orang dewasa. Jadi, ketika menetapkan apakah perilaku anak dikualitas salah alias benar, patuh alias melanggar, jangan sempat memakai tolok ukur orang dewasa.

Wajib diakui, orang tua yang habis kesabarannya tidak jarang membentak dengan kata-kata yang keras bila anak-anak menumpahkan susu di lantai, telat mandi, mengotori dinding dengan kaki, alias membanting pintu. Sikap orang tua tersebut semacam polisi menghadapi penjahat. Sebaliknya, orang tua tidak jarang lupa untuk memberbagi perhatian positif ketika anak mandi cocok waktu, menghabiskan susu dan makanannya, dan memselesaii mainannya. Padahal sewajibnya, antara perhatian positif dengan perhatian negatif wajib seimbang.
Mari yuk rutin memberi pujian tulus dan pelukan kasih sayang terhadap anak-anak kami supaya Lagu Mp3 nanti menjadi anak yang cerdas berjiwa penuh kasih sayang